Proud to be Generalist

Irfandi Aprianto
3 min readAug 8, 2021
Picture from google

Sejak kecil kita sering ditanya saat besar nanti mau jadi apa? dan jawaban kita pun diarahkan pada satu spesialist khusus saja. Sehingga ketika kita beranjak dewasa, spesialisasi semakin lumrah, karena sudah menjadi norma. Ditambah lagi, banyak public speaker seperti motivator atau influencer yang terus menerus menyerukan ‘carilah pasionmu, kejarlah satu pasionmu, fokuslah pada itu’. Dampaknya, jika seseorang belum menemukan satu passionnya, ia dicap gagal baik oleh dirinya sendiri maupun orang-orang lain.

Tapi mereka lupa bahwa ada manusia-manusia di dunia ini yang memiliki gairah/hasrat untuk tertarik dan belajar beragam bidang. Tidak hanya satu.

Dalam konteks karir industri-organisasi hal ini dinamakan generalist, dalam konteks umum hal ini disebut polymath. Polymath sendiri berasal dari bahasa Yunani polumathes yang berarti “yang telah belajar banyak” atau “udah belajar banget, lah”. Oxford mendefinisikan ini sebagai orang dengan pengetahuan atau pembelajaran yang luas.

Dalam tulisan ini saya mendefinisikan generalist dan polymath sama, sebagai orang yang banyak keahlian dan selalu semangat untuk belajar bermacam-macam hal lainnya.

Saya memiliki Permasalahan akan hal ini. Sejak kecil saya selalu bersemangat tentang banyak hal dan saya ingin fokus pada hal itu semua. Sulit untuk berpegang pada satu hal saja, bukan karena membosankan, tetapi karena ada begitu banyak minat yang menarik perhatian saya sehingga pada akhirnya ada banyak hal yang menjadi fokus saya. Namun seiring berjalan waktu saya dituntut untuk memutuskan satu saja. Padahal jika kita lihat sejarah, banyak tokoh-tokoh terkemuka dunia sejak dari zaman dahulu bukanlah seorang satu spesialist saja. Misal saat masa kejayaan Islam dengan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dikembangkan, tokoh dibalik perkembangan ilmu pengetahuan tersebut ialah seorang generalist. Sebut saja Ibnu Shina bagi banyak orang ialah seorang dokter, tetapi karya Ibnu Shina bukan hanya dalam bidang kedokteran, ia juga ahli dalam filsafat dan juga seorang penyair yang menulis syair serta puisi-puisi. Kemudian ada Al-Farabi yang juga pakar dalam banyak bidang seperti kedokteran, filsafat, seni, musik, bahkan ia juga menguasai puluhan bahasa.

Dizaman modern seperti sekarang ini pun, tokoh-tokoh top dunia ialah seorang generalist sebut saja Bill Gates, Jeff Bezos, ataupun Elon Musk. Karena zaman modern sekarang permasalahan semakin kompleks. Maka Inovasi yang cepat hari ini akan selalu mengintegrasikan disiplin-disiplin ilmu yang berbeda untuk memecahkan persoalan tersebut.

Apa pointnya?

Poinnya adalah bahwa ada karakter orang yang bergairah besar dalam mempelajari banyak hal, dan di sisi lainnya ada juga orang yang memang hanya bergairah mempelajari satu hal tersebut hingga mendalam. Saya tidak ingin mengatakan satu karakter tertentu lebih baik daripada yang lainnya. Justru dengan menyadari apa karakter diri masing-masing, maka kamu akan dapat menentukan langkah yang lebih baik ke depan untuk memilih karir. Terlepas dari masing-masing karakter memiliki plus minusnya, saya akan berbagi 3 keuntungan yang dimiliki orang dengan karakter generalist:

  1. Melihat dari beragam perspektif

Seorang generalist yang telah mempelajari banyak hal, maka ia akan dengan mudah untuk melihat suatu permasalahan dari beragam kacamata perspektif lainnya sesuai apa yang ia sudah pelajari. hal ini menjadi sangatlah berguna, kita mampu mencegah terjadinya masalah baru dari solusi yang kita buat, karena sebelum solusi itu di implementasikan, sudah terlebih dahulu di cek ulang dari beragam perspektif, sehingga jika ada resiko-resiko yang muncul sudah diketahui dan diantisipasi

2. Menjadi otodidak secara alami

Di zaman sekarang, dimana social media dan beragam platform lainnya marak berjamuran. Sangatlah menguntungkan seorang generalist untuk dapat mempelari sesuatu hal dengan mudah. Bahkan sesimpel saya yang dulu tidak bisa masak, bisa memasak makanan lezat hanya dari youtube. tentu dengan catatan, sempat beberapa kali gagal hingga akhirnya sukses

3. Selalu bersemangat dan mudah termotivasi

Karena memiliki gairah untuk mempelajari beragam hal yang menarik hatinya. Maka seorang generalist akan mudah untuk selalu terpacu motivasi. ia akan menemukan sebuah kenikmatan tersendiri saat telah mempelajarinya.

Jadi itula tulisan saya mengenai Generalist. masih banyak hal yang perlu ditambahkan, dan saya terbuka untuk diskusi.

Cheers!

--

--

Irfandi Aprianto

Soulness Therapy | Lecturer of psychology | islamic psychology | minimalism